Jumat, 09 Mei 2014

Makalah sediaan emulsi



SEDIAAN EMULSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasetika
Dosen pengampung : Dra.shabika Ramadlani,Apt
  
     
                               

                                                Disusun oleh :
1.   NURUL INAYAH
2.   ANALISTIANA
3.   SITI NAJIAH
4.   SUREWAT GALANG



FAKULTAS ILMU KESEHATAN ,PRODI FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2013







KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Alloh mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang sediaan emulsi yang kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah ini disusun melalui banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun faktor lain dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Alloh maka makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “sediaan emulsi” sebagai salah satu tugas dari dosen. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada guru dan teman-teman yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kita rasa nasionalisme yang lebih tinggi dan wawasan tentangsediaan emulsi. Karena makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.
Terima Kasih,


                                                        














BAB I
TINJAUAN PUSTAKA

      A.    Teori umum

             Emulsi adalah suatu sistem termodinamik yang stabil, suatu system heterogen yang terdiri dari paling sedikit 2 cairan yang tidak bercampur, dimana salah satunya sebagai fase dalam fase terdispersi (fase internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang cocok.

·      Emulsi adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri9 dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur. (Ansel, Howard. 2005. Halaman 376 )
·      Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )
·      Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok. (FI III. Halaman 9 )
·      Emulsi adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak tercampur, biasanya air dan minyak, cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain ( sistem dispersi, formulasi suspensi dan emulsi Halaman 56 )
Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan bahwa emulsiadalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat pengemulsi/surfaktan yang cocok.
            Adapun keuntungan Sediaan Emulsi :
1   1.  Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila diformulasikan menjadi emulsi.
2   2.   Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
3   3.   Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci bila diinginkan.
4  4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran (greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
5    5.  Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6   6.  Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada jika dibandingkan dengan sediaan lain.
7   7. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal, sebagian besarlemak dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran dengan suatu pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan dari segi ekonomis selama kemanjuran  dan penampilan tidak dirusak.\
   Adapun  kerugian emulsi :
Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya tipe ini dan untuk membuatnya sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan dan menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah yang berhubungan.          ( Lachman : 1031) 
Tipe Emulsi
Berdasarkan macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
 
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam minak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak sebagai fase eksternal.
Macam-macam emulsi

·      Oral
Umumnya emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak dapat tertutupi, minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-tetesan kecil lebih mudah dicerna.
·      Topikal
Umumnya emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya di kulit dengan tujuan menghasilkan efek lokal.
·      Injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Contoh : Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi dalam bentuk emulsi.
(Syamsuni, A. 2006)

a Metode Pembuatan Emulsi
1.  Metode Gom Basah
              Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dengan mucilago atau gom yang tidak larut sebagai emulgator. Metode ini penting digunakan meski lebih lembab dan tidak sebaik metode kontinental. Penting juga digunakan jika emulgator yang tersedia hanya dalam bentuk air atau harus dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan.
Caranya : Gom dibuat dengan jumlah kecil lalu sejumlah kecil minyak di tambahkan dengan pengadukan teratur. Setelah emulsi sangat visko, ditambahkan lagi dengan pengadukan teratur sampai semua minyak tercampur. Setelah semua minyak ditambahkan, campuran dicukupkan volumenya dengan air.



2.  Metode gom kering
              Metode ini cocok untuk emulsi yang dibuat dari emulgator gom kering. Caranya : Gom kering (dengan jumlah setara dari 1 – 4 dari jumlah minyak), dideskripsikan sekaligus dengan pengadukan teratur sampai semua minyak tercampur dengan volume air ½ X jumlah minyak. Ditambahkan sekaligus dengan pengadukan teratur. Perbandingan 4 bagian dari minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator. Kemudian pengadukan dilanjutkan dengan kecepatan tinggi menggunakan gerakan spiral sampai terbentuk emulsi utama yang kembali, suara khas akan terdengan saat emulsi utama yang stabil telah jadi.
3.  Metode Botol
                        Metode ini digunakan khusus untuk emulsi yang mengandung minyak menguap dan minyak encer lainnya untuk mencegah zat tersebut terpercik.
Caranya : Minyak dimasukkan dulu dalam botol besar lalu segera ditambahkan gom kering dan dikocok dengan cepat. Penting untuk menambahkan air dengan segera setelah gom terdispersi. Emulsi utama akan dibentuk melalui pengocokan.
4.  Metode Beker
            Metode ini digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua jenis emulgator (ada yang larut air dan ada yang larut minyak.
1.      Caranya : Masing – masing emulgator dimasukkan dalam beker terpisah diatas water batch dan dipanaskan sampai suhunya 70o C. setelah itu kedua emulgator mencapai suhu yang sama maka fase internal dimasukkan dalam fase eksternal dengan pengadukan dan terus diaduk sampai minyaknya hampir dingin, kalau tidak, maka lapisan minyak akan naik kepermukaan campuran dan memadat membentuk cake, maka sedapat mungkin terdispersi secara seragam
sampai sediaan jadi. HLB adalah nilai perbandingan antara sejumlah molekul lepofilik  dan hidrofilik. (Prescription : 221)
        Nilai-nilai HLB yang diperlukan oleh lemak-lemak yang umum digunakan.
Bahan Kimia
Emulsi M / A
(Cairan)
Emulsi A / M
(Cairan)
Cetil alkohol
Stearil alkohol
Asam stearat
Lanolin anhidrat
Minyak mineral, ringan dan berat
Minyak biji kapas
Pertolatum
Malam tawan
Lilin parafin
15
14
15
10
12
10
12
12
11
-
-
-
8
-
5
5
4
4

Rps 18th  : 305
Bahan Kimia
Emulsi M / A
(Cairan)
Emulsi A / M
(Cairan)
Asam stearat
Alkohol setil
Lording anhidrat
Minyak kapas
Minyak mineral ringan
Minyak mineral berat
Lilin tawan
Mirokristalin
Parafin 
-
-
8
-
4
4
5
-
-
17
13
15
7,5
10-12
10,5
10-16
9,5
9

Manfaat atau kegunaan HLB yaitu
                 Nilai HLB dari fase minyak suatu emulsi, misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan pertama adalah penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator atau campuran emulgator yang dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang stabil.( Lachman : 1055 )


          Emulsi yang tidak memenuhi persyaratan
·      Creaming : terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu nagian mengandung fase dispersi lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
·      Koalesensi dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi karena :
a.    Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
b.    Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
c.    Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
·      Inversi fase peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau sebaliknya sifatnya irreversible.






       Adapun Teori Emulsifikasi
Dalam semua cairan terdapat tekanan yang menyebabkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada permukaan paling bawah dengan hubungannya dengan ukuran yaitu bentuk bola. Karena itu, jika dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesen membentuk satu tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total permukaan ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan kembali. Tanggung jawab kekuatan untuk keadaan ini dapat diukur dan dikenal sebagai tegangan permukaan dari cairan jika kontak dengan udara atau dengan uapnya sendiri dan “Tegangan antar muka” jika cairan kontak dengan cairan yang lainnya. Bahan yang mana bila ditambahkan ke dalam cairan, tegangan antar mukanya lebih rendah apada batas cairan disebut juga surface agent atau bahan pembasah.
Tegangan antar muka ini dapat diatasi dengan cepat untuk membuat cairan hancur menjadi globul yang lebih kecil. Bagaimanapun, jika tidak dilakukan sesuatu untuk mencegah efek dari tegangan ini, globul akan berkoalesens dan emulsi akan pecah. Dapat dilihat bahwa efek dari tegangan ini dapat dicegah dengan tiga cara ; dengan maksud agar beberapa bahan yang akan menurunkan tegangan antar muka antar cairan; dengan maksud agar beberapa bahan dapat memutuskan teangan antar muka dari dua cairan dan menahannya bersama-sama melalui kekuatan yang dahsyat; atau dengan maksud agar Teori Oriented-Wedge :
Teori ini menjelaskan fenomena dari pembentukan emulsui berdasarkan kelarutan sedikit dari sejumlah bahan pengemulsi. Jumlah ini memiliki afinitas yang besar dari air dan vice versa. Dugaan bahwa bahan pengemulsi seperti sabun mengubahnya menjadi lapisan monomolekuler dari semua kelompok dari polaritas yang sama dari sisi lapisan. Pengubahan dari setiap molekul setiap tetesan air, memberikan bentuk Wedge. Oleh karena itu,kurva dari lapisan molekul dan pembentukan suatu minyak dalam air atau emulsi air dalam minyak yang tergantung pada baik kelarutan minyak atau sejumlah kelarutan dari molekul yang lebih besar. Tahun ini telah dikritik bahwa tidak mungkin pembentukan lapisan monomolekuler dalam system emulsi; dengan tidak adanya kelompok polar tertentu dalam banyak bahan pengemulsi yang umum; dan tidak dijelaskan kenapa beberapa bahan yang bukan bahan pengemulsi untuk bahan tersebut dalam pembentukan emulsi.
Teori lapisan plastis :
Berdasarkan teori ini bahan pengemulsi disimpan pada permukaan sertiap tetesan dari fase terdispersi dalam membentuk lapisan plastis. Lapisan ini mencegah kontak dan koalesen cairan yang terdifusi. Oleh karena itui, efek dari bahan pengemulsi murni secara mekanik dan tidak tergantung pada tegangan antar muka apapun. Pembentukan emulsi air dal;am minyak atau minyak dalam air dijelaskan berdasarkan kelarutan selektif dari bahan pengemulsi yang digunakan bahwa kelarutan memberikan peningkatan kepada emulsi minyak dalam air dan kelarutan minyak membentuk emulsi air dalam minyak. Emulsifikasi dapat digambarkan lalu keterlibatannya pertama dalam pembentukannya baik dalam larutan koloidal atau larutan sejati dari bahan pengemulsi dalam salah satu cairan dan berikutnya dalam pengendapan

sejumlah kecil bahan ini melalui kontak dengan cairan lain. Oleh karena itu, lapisan yang terbentuk dipertahankan dalam kondisi plastis melalui kontak dengan cairan dimana dia larut. Setiap globul akan disediakan bersama penyaluran pelindung yang kan melindunginya dari kontak dengan globul lain dari cairan yang sama dan mencegah koalesen. Peningkatan viskositas dari fase kontinu melalui penambahan sejumlah zat tambahan dari bahan pengemulsi yang sama yang akan menambah stabilitas sediaan melalui perintangan pergerakan dari partikel yang disalut dan mencegahnya kontak satu sama lain. Sebaliknya penambahan beberapa bahan akan menurunkan viskositas ataupun mengembalikan bahan pengemulsi yang kurang larut dalam fase kontinu baik secara fisik atau kimia akan membuat produk kurang stabil dan jika digunakan dalam jumlah yang cukup akan menyebabkan emulsi pecah.
 (Scoville’s  : 316-317)
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan tegangan antar muka  antara minyak dan air dan mengelilingi tetesan terdispersi  dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan pemisahan fase terdispersi. ( Parrot : 313 )
Adapun Sifat-sifat Emulgator Yang diinginkan
     Beberapa sifat yang dipertimbangkan dari bahan pengemulsi :
a   1.  Harus efektif pada permukaan dan mengurangi tegangan antar muka sampai di bawah 10 dyne/cm.
b  2. Harus diabsorbsi cepat di sekitar tetesan terdispersi sebagai lapisan kental mengadheren yang dapat
  mencegah koalesensi
c   3.  Memberikan tetesan-tetesan yang potensialnya listriknya cukup sehingga terjadi saling tolak-menolak
d   4.  Harus meningkatkan viskositas emulsi
     5. Harus efektif pada konsentrasi rendah
f.       Tidak ada bahan pengemulsi yang memenuhi syarat sifat-sifat ini pada tingkat yang sama, nyatanya tidak semua emulgator yang baik perlu memiliki sifat di atas. (RPS 18 th : 300)
            Mekanisme Kerja Emulgator
     A.  Penurunan Tegangan Permukaan
Walaupun pengurangan tegangan permukaan energi bebas antarmuka yang dihasilkan pada dispersi. Peranan zat pengemulsi sebagai batang antarmuka adalah yang paling penting. Ini dapat dilihat dengan jelas bila seseorang memperhatikan bahwa banyak polimer dan padatan yang terbagi halus, tidak efisien dalam menurunkan tegangan antarmuka, membentuk pembatas antarmuka yang baik sekali, bertindak untuk mencegah penggabungan dan berguna sebagai zat pengemulsi.
     B.Pembentuk Lapisan Antarmuka
Pembentukan lapisan – lapisan oleh suatu pengemulsi pada permukaan tetesan air atau minyak tidak dipelajari secara terperinci. Pengertian dari suatu lapisan tipis monomolekuler yang terarah dari zat pengemulsi tersebutpada permukaan fase dalam suatu emulsi. Cukup beralasan untuk mengharapkan molekul amfifilik untuk mengatur dirinya pada suatu antarmuka air, minyak dan bagian hidrofilik pada fase air. Juga sudah ditetapkan dengan baik bahwa zat aktif permukaan cenderung berkumpul pada antarmuka, dan pengemulsi diabsorbsi pada antar muka minyak dan air sebagai lapisan monomolekuler. Jika kensentrasi zat pengemulsi cukup tinggi, pengemulsi membentuk suatu lapisan yang kaku antara fase – fase yang tidak saling bercampur tersebut, yang bertindak sebagai suatu penghalang mekanik. Baik terhadap adhesi maupun menggabungnya tetesan – tetesan emulsi.
Minyak


    Penolakan Elektrik
Telah digambarkan bagaimana lapisan antarmuka atau kristal cair lamellar mengubah laju penggabungan tetesan dengan bertindak sebagai pembatas. Disamping itu, lapisan yang sama atau serupa dapat menghasilkan gaya listrik tolak antara tetesan yang mendekat. Penolakan ini disebabkan oleh suatu lapisan listrik rangkap yang dapat timbul dari gugus – gugus bermuatan listrik yang mengarah pada permukaan bola – bola yang teremulsi m/a yang distabilkan dengan sabun Na. Molekul – molekul surfaktan tidak hanya berpusat pada antarmuka tetapi karena sifat polarnya, molekul –molekul tersebut terarah juga. Bagian bawah hidrokarbon dilarutkan dalam tetesan minyak, sedangkan kepala (ioniknya) menghadap ke fase kontinu (air). Akibat permukaan tetesan tersebut ditabur dengan gugus – gugus bermuatan, dalam hal ini gugus karboksilat yang bermuatan negatif. Ini menghasilkan suatu muatan listrik pada permukaan tetesan tersebut menghasilkan apa yang dikenal sebagai lapisan listrik rangkap.
Potensial yang dihasilkan oleh lapisan rangkap tersebut menciptakan suatu pengaruh tolak menolak antara tetesan – tetasan minyak, sehingga mencegah penggabungan. Walaupun potensial listrik tolak tidak dapat diukur secara langsung untuk membandingkan dengan teori. Toeri kuantitas yang behubungan, potensial zet dapat ditentukan. Potensial zeta untuk suatu emulsi yang distabilkan dengan surfaktan sebanding dengan dengan potensial lapisan rangkap hasil perhitungan. Tambahan pula, perubahan dalam potensial zeta parallel dengan perubahan potensial lapisn rangkap jika elektrolit ditaburkan. Hal ini dan data yng berhubungan dengan besarnya potensial pada antarmuka dapat digunakan untuk menghitung penolakan total atara tetes – tetes minyak sebagai suatu fungsi dari jeruk antara tetesan tersebut. (Lachman : 1034)

       -  Pembagian Emulgator
A.  Berdasarkan Struktur Kimianya
1. Bahan pengemulsi sintetik
a.       Anionik pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-)
Contoh : Na, K  dan garam-garam ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut dalam air dan baik sebagai bahan pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini rasanya tidak menyenangkan dan mengiritasi saluran pencernaan
b.  Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok ini bermuatan (+).  Komponen ini bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan emulsi antiinfeksi sepertimpada lotion kulit dan krem
c.  Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah ditempat tersebar luas digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja keseimbangan molekul antara hidrofik dan lipofilik
3. Emulgator alam
Banyak emulgator alam (tumbuhan, hewan). Bahan alam yang diperkirakan hanyalah gelatin, kritin dan kolesterol.
    B.Padatan terbagi halus
Bagian emulgator ini membentuk lapisan khusus disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan emulsi  yang meskipun berbutr  kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal ini dapat menyebabkan padatan dapat bekerja sebagai emulgator  dari efek yang ditimbulkan dari pewarna dan serbuk halus. (RPS : 300-301)

DAFTAR PUSTAKA

1.      Ansel, Howard C, 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI-Press
2.      Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI
3.      Departemen Farmakologi dan Teraupetik, 2009. Farmakologi Dan Terapi Edisi V. Jakarta : Balai penerbit FKUI
4.      Lachman, Leon dkk, 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press
5.      Kibbe arthur, 1986. Hand Book Of Pharmaceutical Excipient. London : United Kingdom
6.      Sean C, Sweetman, 2009. Martindale The Complete Drug Reference. London : United Kingdom
7.      Wartel, Lund, 1994. Codex The Pharmacuetical. London : Press





Tidak ada komentar:

Posting Komentar