SEDIAAN EMULSI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah farmasetika
Dosen pengampung : Dra.shabika Ramadlani,Apt
Disusun oleh :
1. NURUL
INAYAH
2. ANALISTIANA
3. SITI NAJIAH
4. SUREWAT
GALANG
FAKULTAS ILMU KESEHATAN ,PRODI FARMASI
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa
pertolongan Alloh mungkin makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang sediaan emulsi yang
kami sajikan dari hasil pengamatan berbagai sumber. Makalah ini disusun melalui
banyak rintangan, baik itu yang datang dari diri sendiri maupun faktor lain
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Alloh maka makalah
ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “sediaan emulsi” sebagai salah satu tugas dari
dosen. Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada guru dan teman-teman yang
telah membantu penyusunan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kita rasa
nasionalisme yang lebih tinggi dan wawasan tentangsediaan emulsi. Karena
makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.
Terima Kasih,
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori umum
Emulsi adalah suatu sistem
termodinamik yang stabil, suatu system heterogen yang terdiri dari paling sedikit 2 cairan yang tidak
bercampur, dimana salah satunya sebagai fase dalam fase terdispersi (fase
internal) terdispersi secara seragam dalam bentuk tetesan – tetesan kecil pada
medium pendispersi (fase eksternal) yang distabilkan dengan emulgator yang
cocok.
· Emulsi
adalah suatu dispersi dimana fase terdispersinya terdiri9 dari bulatan-bulatan
kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.
(Ansel, Howard. 2005. Halaman 376 )
· Emulsi
adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan
lainnya dalam bentuk tetesan kecil. (FI IV. Halaman 6 )
· Emulsi
adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi
dalam cairan pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang
cocok. (FI III. Halaman 9 )
· Emulsi
adalah sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak tercampur, biasanya air
dan minyak, cairan yang satu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan
yang lain ( sistem dispersi, formulasi suspensi dan emulsi Halaman 56 )
Dari beberapa defini yang tertera dapat disimpulkan
bahwa emulsiadalah sistem dua fase yang salah satu cairannya terdispersi dalam
cairan pembawa yang membentuk butiran-butiran kecil dan distabilkan dengan zat
pengemulsi/surfaktan yang cocok.
Adapun keuntungan Sediaan Emulsi :
1 1. Banyak bahan obat yang mempunyai rasa dan susunan yang
tidak menyenangkan dan dapat dibuat lebih enak pada pemberian oral bila
diformulasikan menjadi emulsi.
2 2. Beberapa obat menjadi lebih mudah diabsorpsi bila obat-obat tersebut
diberikan secara oral dalam bentuk emulsi.
3 3. Emulsi memiliki derajat elegansi tertentu dan mudah discuci bila
diinginkan.
4 4. Formulator dapat mengontrol penampilan, viskositas, dan kekasaran
(greasiness) dari emulsi kosmetik maupun emulsi dermal.
5 5. Emulsi telah digunakan untuk pemberian makanan berlemak secara intravena
akan lebih mudah jika dibuat dalam bentuk emulsi.
6 6. Aksi emulsi dapat diperpanjang dan efek emollient yang lebih besar daripada
jika dibandingkan dengan sediaan lain.
7 7. Emulsi juga memiliki keuntungan biaya yang penting daripada preparat fase tunggal,
sebagian besarlemak dan pelarut-pelarut untuk lemak yang dimaksudkan untuk
pemakaian ke dalam tubuh manusia relatif memakan biaya, akibatnya pengenceran
dengan suatu pengencer yang aman dan tidak mahal seperti air sangat diinginkan
dari segi ekonomis selama kemanjuran dan
penampilan tidak dirusak.\
Adapun kerugian
emulsi :
Emulsi kadang-kadang sulit dibuat dan membutuhkan
tehnik pemprosesan khusus. Untuk menjamin karya tipe ini dan untuk membuatnya
sebagai sediaan yang berguna, emulsi harus memiliki sifat yang diinginkan dan
menimbulkan sedikit mungkin masalah-masalah yang berhubungan. ( Lachman : 1031)
Tipe
Emulsi
Berdasarkan
macam zat cair yang berfungsi sebagai fase internal ataupun eksternal, maka
emulsi digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1.
Emulsi tipe O/W (oil in water) atau M/A (minyak dalam air).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran minyak yang
tersebar kedalam air. Minyak sebagai fase internal dan air fase eksternal.
2. Emulsi tipe W/O (water in oil) atau A/M (air dalam
minak).
Adalah emulsi yang terdiri dari butiran air yang
tersebar kedalam minyak. Air sebagai fase internal sedangkan fase minyak
sebagai fase eksternal.
Macam-macam emulsi
· Oral
Umumnya
emulsi tipe o/w, karena rasa dan bau minyak yang tidak enak dapat tertutupi,
minyak bila dalam jumlah kecil dan terbagi dalam tetesan-tetesan kecil lebih
mudah dicerna.
· Topikal
Umumnya
emulsi tipe o/w atau w/o tergantung banyak faktor misalnya sifat zatnya atau
jenis efek terapi yang dikehendaki. Sediaan yang penggunaannya di kulit dengan
tujuan menghasilkan efek lokal.
· Injeksi
Sediaan
steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan
atau disuspensikan terlebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara
merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Contoh :
Vit. A diserap cepat melalui jaringan, bila diinjeksi dalam bentuk emulsi.
(Syamsuni,
A. 2006)
a Metode Pembuatan Emulsi
1. Metode Gom
Basah
Metode ini cocok untuk emulsi
yang dibuat dengan mucilago atau gom yang tidak larut sebagai emulgator. Metode
ini penting digunakan meski lebih lembab dan tidak sebaik metode kontinental.
Penting juga digunakan jika emulgator yang tersedia hanya dalam bentuk air atau
harus dilarutkan lebih dahulu sebelum digunakan.
Caranya : Gom dibuat dengan jumlah kecil lalu sejumlah
kecil minyak di tambahkan dengan pengadukan teratur. Setelah emulsi sangat
visko, ditambahkan lagi dengan pengadukan teratur sampai semua minyak
tercampur. Setelah semua minyak ditambahkan, campuran dicukupkan volumenya
dengan air.
2. Metode gom kering
Metode ini cocok untuk emulsi
yang dibuat dari emulgator gom kering. Caranya : Gom kering (dengan jumlah
setara dari 1 – 4 dari jumlah minyak), dideskripsikan sekaligus dengan
pengadukan teratur sampai semua minyak tercampur dengan volume air ½ X jumlah
minyak. Ditambahkan sekaligus dengan pengadukan teratur. Perbandingan 4 bagian
dari minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator. Kemudian pengadukan
dilanjutkan dengan kecepatan tinggi menggunakan gerakan spiral sampai terbentuk
emulsi utama yang kembali, suara khas akan terdengan saat emulsi utama yang
stabil telah jadi.
3. Metode Botol
Metode ini digunakan khusus
untuk emulsi yang mengandung minyak menguap dan minyak encer lainnya untuk
mencegah zat tersebut terpercik.
Caranya : Minyak dimasukkan dulu dalam botol besar
lalu segera ditambahkan gom kering dan dikocok dengan cepat. Penting untuk
menambahkan air dengan segera setelah gom terdispersi. Emulsi utama akan
dibentuk melalui pengocokan.
4. Metode Beker
Metode
ini digunakan jika emulsi yang dibuat terdiri dari dua jenis emulgator (ada
yang larut air dan ada yang larut minyak.
1. Caranya : Masing – masing emulgator dimasukkan dalam beker terpisah diatas
water batch dan dipanaskan sampai suhunya 70o C. setelah itu kedua
emulgator mencapai suhu yang sama maka fase internal dimasukkan dalam fase
eksternal dengan pengadukan dan terus diaduk sampai minyaknya hampir dingin,
kalau tidak, maka lapisan minyak akan naik kepermukaan campuran dan memadat
membentuk cake, maka sedapat mungkin terdispersi secara seragam
sampai sediaan jadi. HLB adalah nilai perbandingan antara sejumlah molekul
lepofilik dan hidrofilik. (Prescription : 221)
Nilai-nilai HLB yang diperlukan oleh lemak-lemak yang umum
digunakan.
Bahan Kimia
|
Emulsi M / A
(Cairan)
|
Emulsi A / M
(Cairan)
|
Cetil alkohol
Stearil alkohol
Asam stearat
Lanolin anhidrat
Minyak mineral, ringan dan
berat
Minyak biji kapas
Pertolatum
Malam tawan
Lilin parafin
|
15
14
15
10
12
10
12
12
11
|
-
-
-
8
-
5
5
4
4
|
Rps 18th : 305
Bahan Kimia
|
Emulsi M / A
(Cairan)
|
Emulsi A / M
(Cairan)
|
Asam stearat
Alkohol setil
Lording anhidrat
Minyak kapas
Minyak mineral ringan
Minyak mineral berat
Lilin tawan
Mirokristalin
Parafin
|
-
-
8
-
4
4
5
-
-
|
17
13
15
7,5
10-12
10,5
10-16
9,5
9
|
Manfaat
atau kegunaan HLB yaitu
Nilai HLB dari fase minyak
suatu emulsi, misalnya minyak, lilin dan lain-lain harus dipertimbangkan
pertama adalah penentuan HLB apa yang cocok dari emulgator atau campuran
emulgator yang dibutuhkan untuk menghasilkan emulsi yang stabil.( Lachman :
1055 )
Emulsi yang tidak memenuhi
persyaratan
· Creaming
: terpisahnya emulsi menjadi dua lapisan, yaitu nagian mengandung fase dispersi
lebih banyak dari pada lapisan yang lain. Creaming bersifat reversibel artinya
jika dikocok perlahan akan terdispersi kembali.
· Koalesensi
dan cacking (breaking) : pecahnya emulsi karena film yang meliputi partikel
rusak dan butiran minyak berkoalesensi/menyatu menjadi fase tunggal yang
memisah. Emulsi ini bersifat irreversible. Hal ini terjadi karena :
a. Peristiwa kimia : penambahan alkohol, perubahan pH
b. Peristiwa fisika : pemanasan, pendinginan, penyaringan
c. Peristiwa biologi : fermentasi bakteri, jamur, ragi
· Inversi
fase peristiwa berubahnya tipe emulsi o/w menjadi w/o secara tiba-tiba atau
sebaliknya sifatnya irreversible.
Adapun Teori Emulsifikasi
Dalam semua cairan terdapat
tekanan yang menyebabkan tetesan dari cairan yang mempunyai bentuk pada
permukaan paling bawah dengan hubungannya dengan ukuran yaitu bentuk bola.
Karena itu, jika dua tetesan dalam kontak satu sama lain, mereka berkoalesen
membentuk satu tetesan yang lebih besar karena hasil ini dalam penurunan total
permukaan ditunjukkan oleh massa cairan yang dihadirkan kembali. Tanggung jawab
kekuatan untuk keadaan ini dapat diukur dan dikenal sebagai tegangan permukaan
dari cairan jika kontak dengan udara atau dengan uapnya sendiri dan “Tegangan
antar muka” jika cairan kontak dengan cairan yang lainnya. Bahan yang mana bila
ditambahkan ke dalam cairan, tegangan antar mukanya lebih rendah apada batas
cairan disebut juga surface agent atau bahan pembasah.
Tegangan antar muka ini dapat
diatasi dengan cepat untuk membuat cairan hancur menjadi globul yang lebih
kecil. Bagaimanapun, jika tidak dilakukan sesuatu untuk mencegah efek dari
tegangan ini, globul akan berkoalesens dan emulsi akan pecah. Dapat dilihat
bahwa efek dari tegangan ini dapat dicegah dengan tiga cara ; dengan maksud
agar beberapa bahan yang akan menurunkan tegangan antar muka antar cairan;
dengan maksud agar beberapa bahan dapat memutuskan teangan antar muka dari dua
cairan dan menahannya bersama-sama melalui kekuatan yang dahsyat; atau dengan
maksud agar Teori Oriented-Wedge :
Teori ini menjelaskan fenomena
dari pembentukan emulsui berdasarkan kelarutan sedikit dari sejumlah bahan
pengemulsi. Jumlah ini memiliki afinitas yang besar dari air dan vice versa.
Dugaan bahwa bahan pengemulsi seperti sabun mengubahnya menjadi lapisan
monomolekuler dari semua kelompok dari polaritas yang sama dari sisi lapisan.
Pengubahan dari setiap molekul setiap tetesan air, memberikan bentuk Wedge.
Oleh karena itu,kurva dari lapisan molekul dan pembentukan suatu minyak dalam
air atau emulsi air dalam minyak yang tergantung pada baik kelarutan minyak
atau sejumlah kelarutan dari molekul yang lebih besar. Tahun ini telah dikritik
bahwa tidak mungkin pembentukan lapisan monomolekuler dalam system emulsi;
dengan tidak adanya kelompok polar tertentu dalam banyak bahan pengemulsi yang
umum; dan tidak dijelaskan kenapa beberapa bahan yang bukan bahan pengemulsi
untuk bahan tersebut dalam pembentukan emulsi.
Teori lapisan plastis :
Berdasarkan teori ini bahan
pengemulsi disimpan pada permukaan sertiap tetesan dari fase terdispersi dalam
membentuk lapisan plastis. Lapisan ini mencegah kontak dan koalesen cairan yang
terdifusi. Oleh karena itui, efek dari bahan pengemulsi murni secara mekanik
dan tidak tergantung pada tegangan antar muka apapun. Pembentukan emulsi air
dal;am minyak atau minyak dalam air dijelaskan berdasarkan kelarutan selektif
dari bahan pengemulsi yang digunakan bahwa kelarutan memberikan peningkatan
kepada emulsi minyak dalam air dan kelarutan minyak membentuk emulsi air dalam
minyak. Emulsifikasi dapat digambarkan lalu keterlibatannya pertama dalam
pembentukannya baik dalam larutan koloidal atau larutan sejati dari bahan
pengemulsi dalam salah satu cairan dan berikutnya dalam pengendapan
sejumlah kecil bahan ini
melalui kontak dengan cairan lain. Oleh karena itu, lapisan yang terbentuk
dipertahankan dalam kondisi plastis melalui kontak dengan cairan dimana dia
larut. Setiap globul akan disediakan bersama penyaluran pelindung yang kan
melindunginya dari kontak dengan globul lain dari cairan yang sama dan mencegah
koalesen. Peningkatan viskositas dari fase kontinu melalui penambahan sejumlah
zat tambahan dari bahan pengemulsi yang sama yang akan menambah stabilitas
sediaan melalui perintangan pergerakan dari partikel yang disalut dan
mencegahnya kontak satu sama lain. Sebaliknya penambahan beberapa bahan akan menurunkan
viskositas ataupun mengembalikan bahan pengemulsi yang kurang larut dalam fase
kontinu baik secara fisik atau kimia akan membuat produk kurang stabil dan jika
digunakan dalam jumlah yang cukup akan menyebabkan emulsi pecah.
(Scoville’s : 316-317)
Emulgator adalah bahan aktif permukaan yang menurunkan
tegangan antar muka antara minyak dan
air dan mengelilingi tetesan terdispersi
dengan membentuk lapisan yang kuat untuk mencegah koalesensi dan
pemisahan fase terdispersi. (
Parrot : 313 )
Adapun Sifat-sifat Emulgator Yang
diinginkan
Beberapa sifat yang dipertimbangkan dari bahan pengemulsi :
a 1.
Harus
efektif pada permukaan dan mengurangi tegangan antar muka sampai di bawah 10 dyne/cm.
b 2. Harus
diabsorbsi cepat di sekitar tetesan terdispersi sebagai lapisan kental
mengadheren yang dapat
mencegah koalesensi
mencegah koalesensi
c 3.
Memberikan
tetesan-tetesan yang potensialnya listriknya cukup sehingga terjadi saling
tolak-menolak
d 4.
Harus
meningkatkan viskositas emulsi
5. Harus
efektif pada konsentrasi rendah
f.
Tidak ada
bahan pengemulsi yang memenuhi syarat sifat-sifat ini pada tingkat yang sama,
nyatanya tidak semua emulgator yang baik perlu memiliki sifat di atas. (RPS 18 th : 300)
Mekanisme Kerja Emulgator
A. Penurunan Tegangan Permukaan
Walaupun pengurangan tegangan permukaan energi bebas
antarmuka yang dihasilkan pada dispersi. Peranan zat pengemulsi sebagai batang
antarmuka adalah yang paling penting. Ini dapat dilihat dengan jelas bila
seseorang memperhatikan bahwa banyak polimer dan padatan yang terbagi halus,
tidak efisien dalam menurunkan tegangan antarmuka, membentuk pembatas antarmuka
yang baik sekali, bertindak untuk mencegah penggabungan dan berguna sebagai zat
pengemulsi.
B.Pembentuk Lapisan Antarmuka
Pembentukan lapisan – lapisan oleh suatu pengemulsi
pada permukaan tetesan air atau minyak tidak dipelajari secara terperinci.
Pengertian dari suatu lapisan tipis monomolekuler yang terarah dari zat
pengemulsi tersebutpada permukaan fase dalam suatu emulsi. Cukup beralasan
untuk mengharapkan molekul amfifilik untuk mengatur dirinya pada suatu
antarmuka air, minyak dan bagian hidrofilik pada fase air. Juga sudah
ditetapkan dengan baik bahwa zat aktif permukaan cenderung berkumpul pada
antarmuka, dan pengemulsi diabsorbsi pada antar muka minyak dan air sebagai
lapisan monomolekuler. Jika kensentrasi zat pengemulsi cukup tinggi, pengemulsi
membentuk suatu lapisan yang kaku antara fase – fase yang tidak saling
bercampur tersebut, yang bertindak sebagai suatu penghalang mekanik. Baik
terhadap adhesi maupun menggabungnya tetesan – tetesan emulsi.
Minyak
|
Penolakan Elektrik
Telah digambarkan bagaimana lapisan antarmuka atau
kristal cair lamellar mengubah laju penggabungan tetesan dengan bertindak
sebagai pembatas. Disamping itu, lapisan yang sama atau serupa dapat
menghasilkan gaya listrik tolak antara tetesan yang mendekat. Penolakan ini
disebabkan oleh suatu lapisan listrik rangkap yang dapat timbul dari gugus –
gugus bermuatan listrik yang mengarah pada permukaan bola – bola yang teremulsi
m/a yang distabilkan dengan sabun Na. Molekul – molekul surfaktan tidak hanya
berpusat pada antarmuka tetapi karena sifat polarnya, molekul –molekul tersebut
terarah juga. Bagian bawah hidrokarbon dilarutkan dalam tetesan minyak,
sedangkan kepala (ioniknya) menghadap ke fase kontinu (air). Akibat permukaan
tetesan tersebut ditabur dengan gugus – gugus bermuatan, dalam hal ini gugus
karboksilat yang bermuatan negatif. Ini menghasilkan suatu muatan listrik pada
permukaan tetesan tersebut menghasilkan apa yang dikenal sebagai lapisan
listrik rangkap.
Potensial yang dihasilkan oleh lapisan rangkap
tersebut menciptakan suatu pengaruh tolak menolak antara tetesan – tetasan
minyak, sehingga mencegah penggabungan. Walaupun potensial listrik tolak tidak
dapat diukur secara langsung untuk membandingkan dengan teori. Toeri kuantitas
yang behubungan, potensial zet dapat ditentukan. Potensial zeta untuk suatu emulsi
yang distabilkan dengan surfaktan sebanding dengan dengan potensial lapisan
rangkap hasil perhitungan. Tambahan pula, perubahan dalam potensial zeta
parallel dengan perubahan potensial lapisn rangkap jika elektrolit ditaburkan.
Hal ini dan data yng berhubungan dengan besarnya potensial pada antarmuka dapat
digunakan untuk menghitung penolakan total atara tetes – tetes minyak sebagai
suatu fungsi dari jeruk antara tetesan tersebut. (Lachman : 1034)
- Pembagian
Emulgator
A. Berdasarkan Struktur Kimianya
1. Bahan pengemulsi sintetik
a.
Anionik
pada sub bagian ini ialah sulfaktan bermuatan (-)
Contoh : Na, K dan garam-garam
ammonium dari asam oleat dan laurat yang larut dalam air dan baik sebagai bahan
pengemulsi tipe o/w. Bahan pengemulsi ini rasanya tidak menyenangkan dan
mengiritasi saluran pencernaan
b. Kationik. Aktivitas permukaan pada kelompok
ini bermuatan (+). Komponen ini
bertindak sebagai bakterisid dan juga menghasilkan emulsi antiinfeksi
sepertimpada lotion kulit dan krem
c. Non ionic. Merupakan surfaktan tidak berpisah
ditempat tersebar luas digunakan sebagai bahan pengemulsi ketika kerja
keseimbangan molekul antara hidrofik dan lipofilik
3. Emulgator alam
Banyak emulgator alam (tumbuhan, hewan). Bahan alam yang diperkirakan
hanyalah gelatin, kritin dan kolesterol.
B.Padatan terbagi halus
Bagian emulgator ini membentuk lapisan khusus
disekelilin tetesan terdispersi dan menghasilkan emulsi yang meskipun berbutr kasar, mempunyai stabilitas pisik. Hal ini
dapat menyebabkan padatan dapat bekerja sebagai emulgator dari efek yang ditimbulkan dari pewarna dan
serbuk halus. (RPS : 300-301)
DAFTAR PUSTAKA
1. Ansel, Howard C, 2005. Pengantar
Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta : UI-Press
2. Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia
Edisi III. Jakarta : DEPKES RI
3. Departemen Farmakologi dan Teraupetik, 2009. Farmakologi Dan Terapi Edisi V. Jakarta : Balai penerbit FKUI
4. Lachman, Leon dkk, 2008. Teori Dan Praktek
Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press
5. Kibbe arthur, 1986. Hand Book Of
Pharmaceutical Excipient. London : United Kingdom
6. Sean C, Sweetman, 2009. Martindale
The Complete Drug Reference. London : United Kingdom
7. Wartel, Lund, 1994. Codex The
Pharmacuetical. London : Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar